Desa Karang Tengah

Tradisi Api-api

Picture
Tradisi api-api merupakan tradisi turun temurun yang hingga kini masih dapat ditemukan di Desa Karangtengah . Bagi para ‘sesepuh’ terdahulu, dapur merupakan jantung kehidupan sosial mereka. Mereka berkumpul dan membicarakan hal sepele hingga hal penting sambil berhangat di depan perapian. Untuk generasi yang lebih muda, tungku perapian sudah diganti dengan kompor listrik maupun ‘anglo’ yang berisi bara api.



Picture
Tak jauh beda dari berbagai daerah Jawa lain, wayang sudah menjadi ikon ‘Jawa’, demikian juga di Desa Karangtengah. Di Karangtengah sendiri, kesenian ini baru dikembangkan kurang lebih pada tahun 2010 awal. Pertunjukkan wayang selain menjadi tontonan juga sebagai tuntunan. Wayang merupakan media yang memuat pesan-pesan moral warisan leluhur. Pesan moral yang dikemas dalam bentuk hiburan diharapkan dapat lebih mudah dipahami dan diamalkan masyarakat. Pertunjukan wayang sering disertai dengan tradisi ruwat dengan medium sesaji berupa ayam, jajan pasar komplit, jarit.
Pada setiap musim liburan pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan wayang di Telaga Merdada.


Kenthongan

Picture
Thek-thek Swara Qasaba Karangtengah merupakan grup pencetus kesenian kenthongan ini. Kesenian ini menggunakan alat musik berbahan dasar bambu. Di lain daerah kesenian ini disebut kesenian angklung. Di desa Karangtegah, kesenian ini terbentuk pada Agustus tahun 2000 dibawah koordinasi Bapak Gito. Paduan musik angklung, kenthongan, gambang , remo, dan bass, menghasilkan nada-nada yang menyejukkan. Para wisatawan dapat menikmati kesenian ini di waktu-waktu tertentu pada musim liburan.

Rodad

Picture
Hampir mirip dengan sholawat, rodad merupakan lantunan nada berisi nasihat mulia (pitutur ingkang mulyo) sesuai Qur’an dan hadist yang dikemas dengan menggunakan bahasa Jawa atau disesuaikan dengan istilah jawa. Di desa Karangtengah sendiri, kesenian rodad sudah ada sejak tahun 2006. Dengan beranggotakan para lansia, kesenian ini memadukan nada-nada yang dihasikan dari alat musik terbang hingga tercipta sebuah harmonisasi irama yang dapat dinikmati.

Cinderamata Kerajinan

Picture
Bagi para wisatawa yang menginginkan oleh-oleh kerajinan khas Telaga Merdada, tersedia berbagai jenis kerajinan mulai dari miniatur kerajinan populer seperti harley davidson, gamelan serta wayang, hingga desain kerajinan lokal seperti gantungan kunci berbahan priggodani  maupun kacang dieng. Harga yang dibandrol untuk kerajinan berbagai jenis kerjinan tersebut relatif terjangkau.

Kesenian tradisional dari dusun pawuhan

Picture
Dusun pawuhan merupakan bagian dari desa karang tengah. Dusun ini pun memiliki beberapa kesenian tradisional yang mulai dikembangkan beberapa tahun yang lalu. Pada awalnya masyarakat dengan suka rela berswadaya untuk mendirikan kelompok kesenian tradisional. Di dusun pawuhan berkembang kesenian tradisional lengger atau yang lebih dikenal dengan istilah kesenian tari topeng. Selain itu, di dusun pawuhan ini berkembang grup musik drum band. Tidak hanya kaum laki-laki saja yang memainkan musik drum band ini, tapi juga banyak ibu-ibu yang turut serta bergabung dengan grup musik drum band ini. harapan besar dari para penggiat kesenian ini, kesenian yang mereka mainkan dapat menjadi elemen penting pendukung sektor pariwisata yang sedang dikembangkan di desa karang tengah.

Pengoptimalan dari pengembangan desa wisata di desa karang tengah menjadi wahana untuk menggiatkan kembali kesenian daerah yang dimiliki oleh desa karang tengah. Salah satunya kesenian lengger dari dusun pawuhan. Hal ini menjadi momentum yang tepat untuk menggiatkan kembali kesenian tradisional yang mulai tergerus oleh perkembangan budaya modern (khususnya dalam bidang kesenian).

·         Kesenian tradisional lengger

Kelompok kesenian ini didirikan pada tahun 2001 di dusun pawuhan. Pada awalnya masyarakat berswadaya untuk mendirikan kelompok kesenian lengger ini. Masyarakat umum lebih mengenal dengan istilah kesenian tari topeng. Kesenian ini selalu menyajikan tarian-tarian khas budaya jawa layaknya kesenian tradisional jawa lainnya. Kesenian lengger itu sendiri dibagi ke dalam dua kelompok yang saling bersinergi di setiap pertunjukannya yaitu kelompok pemusik dengan kelompok penari. Selain itu, terdapat beberapa orang yang memiliki keahlian spiritual tinggi yang dapat menyembuhkan penari yang kesurupan atau biasa dikenal dengal istilah ndadi dan memanggil arwah atau roh halus disekitar tempat pertunjukan untuk ikut menari bersama penari lengger. Kesenian tradisional jawa selalu kental dengan fenomena mistis seperti penari yang kesurupan. Untuk itu, kecenderungan sebelum dilakukan pertunjukan dilakukan ritual khusus untuk mensinergikan antara kekuatan gaib dengan pertunjukan kesenian lengger.

Di setiap pertunjukannya, kesenian lengger dari desa karang tengah membagi ke dalam dua sesi pertunjukan yaitu pertunjukan kuda lumping dan selanjutnya pertunjukan tari topeng atau akrab dengan istilah lenggeran. Penampilan kuda lumping pada awal pertunjukan dengan tujuan untuk mengumpulkan penonton. Hal ini dikarenakan masyarakat jawa sangat mengenal pertunjukan kuda lumping dibandingkan pertunjukan kesenian lainnya. Pertunjukan kuda lumping diiringi dengan hentakan beat gamelan jawa yang dinamis. Hal ini memacu adrenalin para penonton untuk menikmati tarian mistis yang diperagakan oleh para penari. Setelah pertunjukan kuda lumping selesai, dilanjutkan dengan pertunjukan tari topeng atau lengger. Jeda waktu persiapan untuk pertunjukan tari topeng sekitar 30-60 menit. Selang waktu tersebut digunakan oleh penari dan tim pendukung untuk menyembuhkan stamina selepas menampilkan pertunjukan kuda lumping, menyiapkan kostum untuk pertunjukan tarian lengger. Kostum yang digunakan untuk pertunjukan kuda lumping dengan tari topeng atau lengger pun berbeda.

Pertunjukan tari topeng menggunakan beragam bentuk wajah yang diukir menjadi topeng. Selain itu, setiap topeng melambangkan karakter (watak) yang berbeda-beda. Setiap penari memiliki kedekatan tersendiri dengan topeng tertentu. Secara tidak sadar pemilihan topeng tersebut sesuai dengan watak para penarinya. Topeng-topeng yang digunakan pun memiliki nuansa mistis yang akrab sangat kental. Hampir setiap topeng memiliki arwah yang bersemayam di dalamnya. Kesenian lengger ini menjadi khas kesenian yang dimiliki desa karang tengah. Selain itu, kesenian lengger ini menjadi komoditas penting pendukung dikembangkannya desa karang tengah sebagai desa wisata. Kesenian ini pun sudah menggelar pertunjukan di berbagai tempat, terutama di daerah banjarnegara dan wonosobo.

Kesenian musik drum band

Picture
Masyarakat dusun pawuhan, desa karang tengah, memiliki kelompok drum band yang mulai didirikan sekitar tahun 2006. kelompok ini pun bukan hanya diikuti oleh kaum laki-laki saja. Banyak ibu-ibu yang turut berpartisipasi dalam kelompok drum band. Berawal dari pengetahuan musik yang sederhana. Pengetahuan yang awam itu pun di terus dilatih sampai pada keahlian yang mumpuni dalam memainkan berbagai instrumen drum band. Para pemusik lincah memainkan instrumen layaknya grup marching band yang berkembang di berbagai universitas. Kelompok drum band ini pun masih aktif latihan dan menggelar berbagai pertunjukan di berbagai tempat. Kemampuan memainkan komposisi musik pun sudah tidak dapat diragukan lagi. Masyarakat sekitar kawasan dataran tinggi dieng pun tidak pernah melewatkan saat digelar pertunjukan drum band dari desa karang tengah. Kelompok musik drum band ini pun menjadi salah satu komoditas kesenian penting yang dimiliki desa karang tengah untuk mendukung sektor pariwisata yang sedang dikembangkan di desa karang tengah. Berkembangnya kesenian ini pun tidak lepas dari peran aktif masyarakat dusun pawuhan sebagai masyarakat yang sadar kesenian dan sadar wisata.

Kesenian tradisional dari dusun Simpangan, desa karang tengah

            Dataran tinggi dieng merupakan tempat yang khas dimana berkembangnya berbagai kesenian pertunjukan tradisional hampir setiap dusun memiliki keseniannya masing-masing. Hal ini hampir jarang ditemukan di tempat lain. Fenomena budaya yang khas ini menghiasi dataran tinggi dieng. Desa karang tengah menjadi salah satu tempat berkembangnya berbagai kesenian tradisional di dataran tinggi dieng. Desa karang tengah terdiri dari tiga dusun, diantaranya: dusun karang tengah, dusun simpangan, dan dusun pawuan. Dusun simpangan terletak diantara dusun lainnya. Di dusun ini berkembang dua kesenian tradisional. Diantaranya: angguk dan rudet atau rodat. Kedua kesenian ini menunjukan kearifan lokal masyarakat simpangan yang masih tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya tradisional. Akan tetapi tidak semua kesenian tradisional ini berkembang hingga sekarang ini. Terdapat kesenian tradisional yang sudah mati dengan berbagai sebab yang menyertainya. Akan tetapi, masih terekam dalam memori kolektif masyarakat yang masih merindukan kesenian ini untuk dikembangkan kembali. Kesenian yang sedang mati, ibarat seperti mati suri, suatu saat akan hidup kembali. Tumbuhnya kebersamaan kembali dalam mengembangkan kesenian menjadi kunci utama untuk menghidupkan kembali kesenian yang sedang mati suri. Apabila dinilai seksama, kesenian tradisional menjadi salah satu elemen penting yang mendukung perkembangan pariwisata suatu tempat. Khasanah budaya bangsa akan tercipta saat kesenian tradisional turut serta menghiasi obyek wisata.

            Semua kesenian tradisional pasti memiliki cerita tentang berkembangnya kesenian ini. pada dasarnya seni pertunjukan merupakan suatu seni yang memiliki makna atau simbol-simbol yang melambang setiap gerakannya. Hal yang terpenting ialah kesenian tersebut menceritakan apa? Lahirnya kelompok kesenian pada masa sekarang ini menjadi bentuk apresiasi terhadap pelestarian kesenian tradisional. Hal ini bertujuan agar generasi muda menadatang masih tetap mengenal terhadap ragam kesenian tradisional yang berkembang di tempat kelahiran mereka.

·         Kesenian angguk atau masyarakat sekitar akrab dengan istilah imo-imo. Kesenian angguk ini pernah berkembang di dusun simpangan. Kesenian ini hampir menyerupai kesenian sintren yang baru berkembang beberapa tahun yang lalu di dusun karang tengah. Kata angguk sendiri dipakai dengan makna kesenian ini menunjukan kesopanan dalam setiap pertunjukannya. Kesenian angguk di dusun simpangan berdiri pada tahun 1975. Kesenian ini hampir sama dengan kesenian sintren. Keduanya melafalkan pujian-pujian kepada allah dan rosul dengan menggunakan bahasa jawa. Selain itu, menyampaikan petuah positif dalam menjalani kehidupan yang disampaikan melalui lagu-lagu yang dimainkan. Terdapat beberapa hal yang membedakan kesenian angguk dengan kesenian sintren. Perbedaan itu terletak pada kostum yang dipakai, gerakan-gerakan yang diciptakan sebagai pemanis pertunjukan pun menunjukan perbedaan, dan alat musik yang digunakan untuk mengiringi angguk pun terdiri dari jedor, rebana, dan kendang. Dalam kesenian sintren tidak menggunakan kendang.

Kesenian angguk di simpangan ini mati pada tahun1989. Hal ini menunjukan adanya adanya tidak keharmonisan atau pun kejenuhan bagi para anggotanya. Walaupun kesenian ini mati, ingatan masyarakat dusun simpangan masih kuat terhadap kesenian ini. Biasanya kesenian ini dimainkan oleh minimal 10 orang. Upaya pengangkatan desa karang tengah sebagai desa pariwisata, dapat mengangkat kesenian angguk untuk dikembangkan kembali sebagai bagian elemen kebudayaan penting yang dimiliki oleh desa karang tengah. Kesenian ini menunjukan pengaruh budaya islam yang berakulturasi dengan budaya jawa. Proses ini menunjukan bahwa masyarakat memiliki kearifan lokal yang tinggi.

         Kesenian rodat atau masyarakat lebih akrab menyebutnya dengan istilah rudet. Istilah rodat sendiri bermakna penolak terhadap serangan musuh. Masyarakat meyakini kesenian ini menjadi identitas dari kesenian tradisional (icon) yang dimiliki desa karang tengah khususnya dusun simpangan. Kesenian rodat ini sudah turun temurun berkembang di masyarakat dusun simpangan. Diperkirakan kesenian ini berkembang pada tahun 50an di dataran tinggi dieng. Pada masa berdirinya kesenian ini, di dataran tinggi dieng belum memiliki kesenian yang serupa dengan kesenian rodat. Setelah kesenian rodat berdiri di dusun simpangan, kemudian kesenian ini diadopsi di daerah sekitar. Kesenian rodat merupakan perpaduan kesenian beladiri pencak silat yang bercampur dengan tarian. Untuk komposisi musiknya hampir mirip dengan musik kesenian kobra siswa dari daerah magelang, namun tariannya kebanyakan berupa gerakan pencak silat.

         Sebelum pertunjukan kesenian rodat biasanya dilakukan ritual dengan menggunakan sesaji untuk mengundang roh halus untuk turut serta menari-nari di bersama penari rodat. Dalam kesenian rodat dikenal pula fenomena kesurupan (masyarakat jawa lebih akrab dengan istilah ndadi). Pemain yang kesurupan ikut menari-nari sesuai dengan irama musik yang mengiringi kesenian rodat. Terdapat fenomena yang khas dari kesurupan (ndadi)para pemain rodat dengan kesurupan dari pemain kesenian lain. Pemain rodat yang kesurupan akan menantang sabung silat dengan pemain atau orang sekitar yang memiliki teknik silat yang lebih tinggi. Secara sepontan, pemain yang serupan akan melambaikan tangan tanda menantang melakukan sabung silat. Irama musik tetap menjadi pengatur tempo para pemain rodat yang melakukan sabung silat. Kesenian rodat pun menjadi bagian dari kesenian yang lahir di dataran tinggi dieng.